Senin, 13 Januari 2014

SEJARAH TERBENTUKNYA LANUD DI TASIKMALAYA


Sejarah Lanud Wiriadinata Cibeureum - Hallo buat teman-teman yang berdomisili di kawasan Tasikmalaya dan sekitarnya ! Taukah Kalian mengenai asal-usul Lapangan atau Lanud Cibeureum-tasikmalaya? Jika mau tau tentang sejarahnya ,nggak ada salahnya ko buat sedikit baca-baca cerita dari Sejarah Lanud Cibeureum dibawah ini. Disimak yuuuk !

Pembentukan Lanud Wiriadinata pada awalnya bernama Lapangan Udara /
Lanu Cibeureum Tasikmalaya, merupakan peninggalan penjajahan Belanda dan dipergunakan sebagai tempat landing serta take off pesawat-pesawat militer Belanda, bgitu juga pada masa pendudukan Jepang. Setelah Jepang rnenyerah pada sekutu dan
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, rakyat
Indonesia menghimpun kekuatan untuk merebut kekuasaan dan Jepang, diantaranya Lapangan Udara. Pada bulan September 1945 anggota- anggota teknik pesawat di Pangkalan Udara Andir Bandung mendapat berita, bahwa Lanud Cibeureum Tasikmalaya telah berhasil dikuasai oleh para pemuda dan rakyat Tasikmalaya. 


Sejarah Dan Asal Usul Lanud Wiriadinata Cibeureum - Tasikmalaya
Foto: Lanud Wiriadinata ,Cibeureum Tasikmalaya
Ini menjadi suatu kegembiraan dan kebanggan tersendiri bagi para insan dirgantara serta menimbulkan motivasi untuk segera memanfaatkan fasilitas yang ada. Berbekal kecintaan terhadap bendera negara yaitu merah-putih, tanggal 27 Oktober 1945 Basir Surya dan Tjarmadi, dengan peralatan seadanya memperbaiki pesawat Curen peninggalan Jepang dan diberi identitas dengan tanda Merah Putih dengan memberi warna putih pada  bulatan merah bendera Jepang dan berhasil diterbangkan oleh Adisutjipto mengelilingi lapangan terbang Maguwo Yogyakarta. Kemudian, dengan dibantu delapan orang teknisi dan Pangkalan Udara Andir kembali memperbaiki pesawat Nishikoren dengan tanda segi empat merah putih dan diterbangkan oleh Adisutjipto tanggal 7 Nopember 1945 dengan mengelilingi Tasikmalaya selama 30 menit. Pembukaan Pangkalan Udara Cibeureum
Tasikmalaya dilaksanakan pada tanggal 13 April 1946 dengan diadakan pameran dan pekan penerbangan untuk memasyarakatkan minat dirgantara serta penerbangan formasi
dengan route Yogyakarta- Tasikmalaya-Wirasaba-Sala- Madiun-Malang pada tanggal 15 April 1946, dengan penerbangnya ; Husein Sastranegara, Tugiyo, Santoso dan Wim Prajitno.
Penerbangan formasi selanjutnya tanggal 10 Juni 1946 dengan 5 pesawat Cureng dan Pangkalan Udara Maguwo menuju Pangkalan Udara Cibeureum, dengan penerbangnya: 

1. Komodor Muda Udara A. Adisoetjipto dan Opsir Udara II Husein Sastranegara
2. Komodor Muda Udara Prof. Dr Abdurahman Saleh dan OMU III Toeloes Martoatmodjo
3. Opsir Udara II H. Sujono dan OMU III Kaswan
4. Opsir Udara II Iman Suwongso Wirjosaputro dan Opsir Udara III Sunarjo 
5. Opsir Udara II Iswahjudi dan Opsir Udara III Makmur Suhodo. 

Opsir Muda Udara (OMU) I Basir Surya diangkat menjadi Komandan Pangkalan Udara Cibeureum yang pertama dengan Surat Keputusan No. 33/Peng tanggal 30 Nopember 1946
yang merangkap sebagai Kepala Tekhnik Udara. Sedangkan serah terima lapangan udara Cibeureum dilaksanakan setelah diadakan perundingan antara Pemerintah Indonesia
dengan Belanda KNIL pada tahun 1950. Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal
Hanafie Asnan meremikan penggantian nama Lanud Tasikmalaya menjadi Lanud Wiriadinata pada hari Kamis tanggal 20 Septembe 2001 dengan Surat Keputusan
Nomor Skep/100/IX/2001 tanggal 12 September 2001 tentang Penggantian nama Lanud Tasikmalaya menjadi Wiriadinata. 


KOMANDAN LANUD WIRIADINATA DARI MASA KE MASA 

Lanud Cibeureum Tasikmalaya


  • 1945-1951 Letnan Udara Basir Surya 
  • 1951-1953 Letnan Muda Udara I SC. Holil 
  • 1953-1956 Letnan Udara I IN. Berati 
  • 1956-1958 Kapten Udara Nandika 
  • 1958-1959 Letnan Muda Udara I Somantri
  • 1959-1961 Kapten Udara S. Moh Ishak 


Pangkalan Udara Tasikmalaya 
  • 1961-1966 Kapten Udara Legowo
  • 1966-1968 Mayor Udara Sunardi
  • 1968-1971 Letkol TPT R Subijakto 
  • 1971-1975 Letkol PJP M Dasuki
  • 1975-1977 Mayor PNB Rukandi
  • 1977-1981 Letkol TPT A. Hidayat 
  • 1981-1983 Letkol SEN Sutrisno
  • 1983-1985 Mayor TEK Suyanto
  • 1985-1988 Letkol TEK Nanang 
  • 1988-1990 Letkol TEK Djumaedi
  • 1990-1993 Letkol TEK H.Karminto
  • 1993-1996 Kolonel LEK Agus Mudigdo 
  • 1996-1999 Letkol ADM Anon Subagiono, SE, S.ip
  • 1999-2000 Letkol TEK Waliyo 


Pangkalan TNI AU Wiriadinata 


  • 2000-2002 Letkol Tek Purwadi Asmariyanto, SE
  • 2002-2004 Letkol Tek Mahendradatta, S.ip
  • 2004-2005 Letkol Pnb Hermuntarsih 
  • 2005-2007 Letkol Pnb Erwin Buana Utama
  • 2007-2009 Letkol Pnb Engkus Kuswara, S.ip
  • 2009-2010 Letkol Pnb Tata Budi Pratama 
  • 2010-Sekarang... Letkol Pnb Rudi Faisal

HISTORY OF TASIKMALAYA

Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten Tasikmalaya sebagai daerah kabupaten induknya. Sebelumnya, kota ini merupakan ibukota dari kabupaten Tasikmalaya, kemudian meningkat statusnya menjadi kota administratif tahun 1976, pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, dan kemudian menjadi pemerintahan kota yang mandiri pada masa Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh bupatinya saat itu H. Suljana W.H.
Sang Mutiara dari Priangan Timur itulah julukan bagi kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Kota ini terletak pada 108° 08′ 38″ – 108° 24′ 02″ BT dan 7° 10′ – 7° 26′ 32″ LS di bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kota ini dahulu adalah sebuah kabupaten, namun seiring dengan perkembangan, maka terbentuklah 2 buah bentuk pemerintahan yaitu Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Kota Tasikmalaya.
Tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya, mulai di gulirkan ketika Kabupaten Tasikmalaya di pimpin oleh A. Bunyamin, Bupati Tasikmalaya periode tahun 1976 – 1981. Pada saat itu melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 diresmikanlah Kota Administratif Tasikmalaya oleh Menteri Dalam Negeri yang pada waktu itu dijabat oleh H. Amir Machmud. Walikota Administratif pertama adalah Drs. H. Oman Roosman, yang dilantik oleh Gubernur Jawa barat, H. Aang Kunaefi
Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.
Kemudian pada tahun 2001, dirintislah pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya oleh Bupati Tasikmalaya, Kol. Inf. H. SuIjana Wirata Hadisubrata (1996 – 2001), dengan membentuk sebuah Tim Sukses Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata SH. Melalui proses panjang akhirnya dibawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, Pembentukan pemerintahan Kota Tasikmalaya sebagai pemerintahan daerah otonom ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta bersama-sama dengan kota Lhoksumawe, Langsa, Padangsidempuan, Prabumulih, Lubuk Linggau, Pager Alam, Tanjung Pinang, Cimahi, Batu, Sikawang dan Bau-bau. Selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai Pejabat Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung.
Melalui Surat Keputusan No. 133 Tahun 2001, tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tasikmalaya (PPK-DPRD), selanjutnya pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat, No. 171/Kep.380/Dekon/2002, tanggal 26 April 2002, dan pada tanggal 30 April 2002 keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya pertama diresmikan. Kemudian pada tanggal 14 November 2002, Drs. H. Bubun Bunyamin dilantik sebagai Walikota Tasikmalaya, sebagai hasil dari tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh legislatif.
Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54, tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desan menjadi Kelurahan, desa-desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain :
  • Kecamatan Tawang
  • Kecamatan Cihideung
  • Kecamatan Cipedes
  • Kecamatan Indihiang
  • Kecamatan Kawalu
  • Kecamatan Cibeureum
  • Kecamatan Mangkubumi
  • Kecamatan Tamansari
saat ini telah dilakukan pemekaran Kecamatan sehingga menjadi 10 kecamatan, sehingga menjadi :
  • Kecamatan Tawang
  • Kecamatan Cihideung
  • Kecamatan Cipedes
  • Kecamatan Indihiang
  • Kecamatan Kawalu
  • Kecamatan Cibeureum
  • Kecamatan Mangkubumi
  • Kecamatan Tamansari
  • Kecamatan Bungursari
  • Kecamatan Purbaratu

Pemerintahan


Lambang Kota Tasikmalaya di sebuah Monumen Perbatasan
Kota Tasikmalaya diresmikannya sebagai Kota Administratif Tasikmalaya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976, dengan Walikota Administratif Pertama yaitu Drs. H. Oman Roosman yang dilantik oleh Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi. Pada awal pembentukannya, wilayah Kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung, dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.[1]
Pembentukan pemerintahan Kota Tasikmalaya sebagai pemerintahan daerah otonom ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, bersama-sama dengan Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Padang Sidempuan, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Kota Pagar Alam, Kota Tanjung Pinang, Kota Cimahi, Kota Batu, Kota Singkawang, dan Kota Bau-Bau, selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2001, Drs. H. Wahyu Suradiharja dilantik sebagai Penjabat Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung.
Melalui Surat Keputusan No. 133 Tahun 2001, tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tasikmalaya (PPK-DPRD), selanjutnya pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat, No. 171/Kep.380/Dekon/2002, tanggal 26 April 2002, dan pada tanggal 30 April 2002 keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya pertama diresmikan. Kemudian pada tanggal 14 November 2002, Drs. H. Bubun Bunyamin dilantik sebagai Walikota Tasikmalaya, sebagai hasil dari tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh legislatif.
Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak 15 dan desa sebanyak 54, kemudian melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 30 Tahun 2003 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, desa-desa di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi kelurahan, maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, selanjutnya kecamatan di Kota Tasikmalaya dimekarkan lagi sehingga menjadi sepuluh kecamatan.
Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikota Administratif Tasikmalaya, dari terbentuknya Kota Administratif sampai menjelang terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya:
  1. Oman Roesman (1976-1985)
  2. Yeng Ds. Partawinata (1985-1989)
  3. R. Y. Wahyu (1989-1992)
  4. Erdhi Hardhiana (1992-1999)
  5. Bubun Bunyamin (1999-2007)
  6. Syarif Hidayat (2007-2012)
  7. Drs. H. Budi Budiman (2012-2017)